![]() |
| Cuplikan adegan Film Pangku, karya Reza Rahardian yang mengambil lokasi di wilayah pesisir Eretan Kabupaten Indramayu/Foto Ist |
PROINBAR.COM, JAKARTA — Aktor kaliber peraih Piala Citra, Reza Rahadian, resmi merambah kursi sutradara film panjang dengan karya perdananya, Pangku.
Bukan sekadar drama biasa, film produksi Gambar Gerak ini membongkar realitas keras di jalur Pantai Utara Jawa (Pantura), khususnya di kawasan Indramayu, Jawa Barat, dengan mengangkat isu sosial yang kerap tersembunyi: fenomena warung kopi pangku.
Reza, yang juga menulis skenario bersama Felix K. Nesi, mengaku ide film ini telah mendekam tujuh tahun.
Bermula dari observasi tak
terduga pasca syuting film pada 2018 di Pantura, ia tergelitik oleh keberadaan
warung kopi pangku—sebuah entitas bisnis yang memadukan sajian kopi dengan layanan
'pangkuan' dari pelayan.
"Kita enggak turun (dan mampir, Red), hanya melewati saja. Dulu mereka persis di pinggir jalan Panturanya," ujar Reza dalam pemutaran khusus dan diskusi di Kemang, Jakarta Selatan, melansir Historia.id.
Ia melihat warung-warung itu nomaden, kerap digusur, namun terus bertahan, mencerminkan kerasnya upaya bertahan hidup di sana.
"Saya kepikiran kalau bikin film,
saya mau di sini lokasinya dan mengangkat isu dan fenomena ini,"
tambahnya.
Pangku menjanjikan pendekatan realis yang jujur, jauh dari upaya menjual kemiskinan atau penderitaan.
Kisah berpusat pada Sartika (diperankan Claresta Taufan), seorang wanita muda yang terpaksa terperangkap dalam jerat kopi pangku setelah ditolong oleh Bu Maya (Christine Hakim), pemilik kedai yang ternyata memiliki maksud tersembunyi.
Di tengah
ketidakpastian itu, Sartika bertemu dengan Hadi (Fedi Nuril), seorang sopir
truk pengangkut ikan di pelelangan.
Pendalaman Karakter di Medan yang Nyata
Kualitas cerita yang mengalir, tercermin dari totalitas para pemeran dalam menyelami latar belakang lokasi wilayah pesisir Eretan Kabupaten Indramayu.
Fedi Nuril, demi
memerankan Hadi, sang sopir truk pengangkut ikan, bahkan membawa pulang truk ke
rumah selama tiga hari untuk membiasakan diri.
"Di Indramayu, satu hari saya observasi bagaimana keseharian orang-orang di situ lalu saya terapkan ke karakter saya," tutur Fedi.
Ia ingin memastikan karakternya otentik, merekam dimensi manusia-manusia
di Pantura: sopir truk, buruh tani, hingga para pelayan warung kopi.
Reza Rahadian mendedikasikan debut penyutradaraannya ini
sebagai "surat cinta" untuk sang ibunda, menjadikannya persembahan
emosional tentang hubungan dan pengorbanan.
Pangku dijadwalkan tayang di bioskop mulai 6 November 2025. (JPI-02)

Komentar0