TfClTSA0GfroTUC5GUd9TUC8BA==

ANALISIS Kondisi Pendidikan di Indramayu dan Relevansinya dengan Visi-Misi Lucky Hakim-Syaefudin

Bupati dan Wakil Bupati Indramayu, Lucky Hakim-Syaefudin/Foto Ist

ADA hal yang cukup memprihatinkan di Indramayu, sebagai sebuah wilayah lumbung padi nasional tetapi kondisi masyarakatnya berbanding terbalik, termiskin di Jawa Barat dan menjadi urutan pertama dalam daftar 10 kabupaten dan kota termiskin.

 

Persentase penduduk miskin di Indramayu pada angka 11,98% dengan jumlah penduduk miskin 214,7 ribu jiwa.

 

Beberapa factor yang menyebabkan tingginya angka kemiskinan di Indramayu antara lain rendahnya Tingkat Pendidikan masyarakatnya.

 

Kondisi pendidikan di Indramayu berdasarkan data dari BPS maupun Bappeda-Litbang Indramayu, misalnya rata-rata lama sekolah di Indramayu adalah 7,20 tahun di tahun 2021 dan 6,12 tahun di tahun 2023.

 

Sedangkan harapan lama sekolah di Indramayu adalah 12,27 tahun di tahun 2022 dan 12,32 tahun di tahun 2024. sedangkan IPM Indramayu berdasarkan data Bappeda-Litbang Indramayu 66,97 (2019), 69,25 poin (2023) terjadi kenaikan signifikan sebesar 2,28 yang merupakan tertinggi di Jawa Barat.

 

Sedangkan kondisi pendidikan di Indramayu Agusus 2021 SD ada 895 unit, SMP 216 unit, SMK 138 unit, SMA 54 unit dan SLB ada 6 unit banyak sekolah yang sudah direhabilitasi dan akan mendapat rehab di tahun 2024.

 

Tetapi masih didapati gedung dan sarana sekolah terutama di SD yang cukup memprihatinkan, misalnya ada 1 kelas diisi 50-60 siswa yang sangat berdesakan.

 

Kondisi Pendidikan di Indramayu

 

Seperti dipaparkan di atas, kita dapati beberapa indikator Pendidikan di Indramayu, antara lain;

 

Pertama, Rata-rata Lama Sekolah. Penurunan dari 7,20 tahun (2021) menjadi 6,12 tahun (2023) mencerminkan berkurangnya jumlah tahun belajar formal yang diakses masyarakat, yang mengindikasikan tantangan besar, terutama dalam mempertahankan siswa di sekolah.

 

Kedua, Harapan Lama Sekolah. Kenaikan dari 12,27 tahun (2022) menjadi 12,32 tahun (2024) menunjukkan adanya harapan masyarakat dan upaya kebijakan menuju pendidikan yang lebih inklusif, tetapi masih terdapat kesenjangan besar dengan realisasi rata-rata lama sekolah.

 

Ketiga, IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Peningkatan signifikan (dari 66,97 pada 2019 menjadi 69,25 pada 2023) menunjukkan dampak positif kebijakan sebelumnya, meskipun Indramayu masih berada di bawah rata-rata IPM provinsi Jawa Barat.

 

Keempat, Infrastruktur dan Aksesibilitas. Jumlah sekolah cukup memadai untuk SD, SMP, SMA, dan SMK. Namun, kepadatan kelas (50-60 siswa per kelas) di SD menunjukkan distribusi fasilitas yang tidak merata. Hal ini menyebabkan penurunan kualitas pembelajaran. Sarana pendidikan, meskipun telah direhabilitasi secara bertahap, masih banyak yang memprihatinkan, khususnya di SD.

 

Tantangan Utama

 

Dalam konteks Pendidikan di Indramayu, ada beberapa tantangan utama yang memerlukan antisipasi dan political will dari pemangku kepentingan, terutama pemimpin atau kepala daerahnya untuk concern memajukan dunia Pendidikan.

 

Tantangan utama itu antara lain adalah Anak putus sekolah akibat keterbatasan biaya atau akses.

 

Kurangnya ketersediaan buku pelajaran dan alat bantu pendidikan yang merata. Serta kesenjangan antara harapan dan realisasi pendidikan, terutama bagi kelompok rentan secara ekonomi.

 

Relevansinya dengan Visi-Misi Lucky Hakim-Syaefudin

 

Visi-misi pasangan ini mencerminkan upaya menyentuh akar permasalahan pendidikan di Indramayu.

 

Berikut adalah analisis kritisnya:

Pertama, Bantuan Biaya dan Penunjang Pendidikan. Hal ini misalnya visa diupayan melalui Pemberian seragam, sepatu, alat tulis, dan uang saku bagi siswa kurang mampu adalah langkah strategis untuk mengurangi beban ekonomi keluarga miskin, yang menjadi penyebab utama tingginya angka putus sekolah. Namun, implementasinya membutuhkan mekanisme verifikasi data keluarga miskin yang valid untuk memastikan tepat sasaran. Skema ini perlu diimbangi dengan peningkatan kapasitas kelas dan tenaga pengajar, agar bantuan tersebut tidak sekadar meningkatkan angka pendaftaran siswa tanpa mendukung kualitas pendidikan.

 

Kedua, Distribusi Buku Pelajaran Gratis. Penyediaan buku secara gratis akan mendorong peningkatan kualitas pembelajaran. Namun, program ini harus diiringi evaluasi distribusi buku, terutama di daerah terpencil. Digitalisasi buku pelajaran bisa menjadi solusi jangka panjang untuk menjangkau lebih banyak siswa dengan biaya lebih efisien.

 

Ketiga, Optimalisasi Program Kejar Paket dan Layanan Anak Putus Sekolah. Program kejar paket dapat mengatasi masalah anak yang tidak menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah. Namun, untuk berhasil, perlu kolaborasi dengan komunitas lokal dan penyedia pendidikan non-formal. Pemanfaatan data dari desa-desa untuk identifikasi anak putus sekolah sangat penting agar program ini benar-benar menjangkau kelompok sasaran.

 

Keempat, Peningkatan Infrastruktur. Rehabilitasi sekolah harus diprioritaskan pada SD dengan kondisi paling buruk. Perlu ada penambahan ruang kelas dan tenaga pengajar di SD untuk mengurangi kepadatan siswa per kelas, bila perlu demerger pada sekolah yang berdekatan dan satu hamparan.

 

Rekomendasi Strategis

 

Ada beberapa rekomendasi strategis yang bisa dipertimbangkan untuk Bupati dan Wakil Bupati Indramayu yang baru.

 

Pertama, Pendekatan Holistik pada Pendidikan. Integrasi program pendidikan formal, non-formal, dan vokasi untuk menjawab kebutuhan masyarakat lokal, termasuk keunggulan agraris dan maritim Indramayu. Mengadopsi model pendidikan berbasis komunitas untuk menjangkau anak-anak di daerah tertinggal.

 

Kedua, Penguatan Kemitraan dan Sumber Daya. Misalnya dengan menggandeng sektor swasta dan LSM dalam program rehabilitasi infrastruktur dan penyediaan alat pendidikan. Alokasi anggaran yang memadai dengan pengawasan ketat untuk memastikan keberlanjutan program.

 

Ketiga, Monitoring dan Evaluasi. Hal ini misalnya bisa dilakukan dengan cara membangun sistem evaluasi berbasis data untuk memantau realisasi program. Melibatkan masyarakat melalui forum pendidikan untuk mendapatkan umpan balik atas program yang dijalankan.

 

Visi-Misi yang Membawa Perubahan

 

Visi-misi Lucky Hakim-Syaefudin berpotensi membawa perubahan signifikan jika diterapkan dengan pendekatan sistematis dan inklusif. Namun, tanpa perbaikan infrastruktur, distribusi fasilitas yang merata, dan penguatan kapasitas tenaga pendidik, kebijakan ini berisiko hanya menjadi solusi sementara.

 

Strategi pelaksanaan yang fokus pada kualitas, keadilan, dan keberlanjutan akan menjadi kunci untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indramayu secara menyeluruh.

 

Oleh: MASDUKI DURYAT, Penulis adalah Rektor Institut Studi Islam al-Amin Indramayu dan dosen Pascasarjana UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, tinggal di Kandanghaur Indramayu.

 

Artikel ini merupakan pendapat atau karya pribadi penulis. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terimakasih-Redaksi)

Komentar0

Simak artikel pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih kanal favoritmu! Akses berita Proinbar.com lewat:

Advertisement


Type above and press Enter to search.

close
close